PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
uPAYA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR siswa pada pelajaran matematika mengenai pecahan
DENGAN Menggunakan metode diskusi kelompok kecil di kelas vc sdn 157 palembang
OLEH:
NAMA : leny amberwati
NIM : 825015613
KELAS : 2c pgsd
bi
POKJAR :
palembang
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
PALEMBANG
2015.1
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
Nama Mahasiswa : Leny
Amberwati
NIM : 825015613
Program Studi : PGSD
(BI)
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 (dua)
Hari dan Tanggal
Pelaksanaan : Siklus 1,
Hari selasa, tanggal 05
Mei
2015
Siklus 2, Hari selasa,
tanggal 12 Mei
2015
Masalah
yang Merupakan Fokus Perbaikan :
Bagaimanakah upaya meningkatkan
hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika
mengenai pecahan dengan menggunakan metode diskusi kelompok kecil di Kelas VC SD Negeri 157 Palembang?”
Palembang, Mei 2015
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Mahasiswa,
Dr. Saleh Hidayat, M.Si Leny Amberwati
NIP. 196610271993031001 NIM. 825015613
LEMBAR
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk
memenuhi mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT)
seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP
yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya
secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian
laporan PKP ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam
bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan
gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Palembang,
Mei 2015
Yang
membuat pernyataan,
materai 6.000
Leny
Amberwati
NIM.
825015613
Kata Pengantar
Segala
puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan fisik rohani maupun jasmani sehingga penulisan laporan Pemantapan
Kemampuan Profesional ( PKP ) yang berjudul:” Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Pada Pelajaran Matematika Mengenai Pecahan Dengan Menggunakan Metode
Diskusi Kelompok Kecil Di Kelas VC SDN 157 Palembang ini telah diselesaikan
penggarapannya”.
Salah satu tujuan penulisan
Laporan PKP ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Sekolah Dasar ( S.Pd.SD ) pada UPBJJ Universitas Terbuka Palembang
sehingga dalam proses penggarapan PKP ini penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Dr. Saleh Hidayat, M.Si selaku tutor pembimbing PKP yang telah
banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan laporan ini.
2. Ibu
Dra. Yusmiati,M.M selaku Kepala Sekolah SDN 157 Palembang.
3.
Bapak Wanhar, S.Pd.SD dan Ibu Nur’aini,
S.Pd.SD selaku teman sejawat yang telah memberikan penilaian perbaikan
pembelajaran.
4.
Seluruh guru dan siswa/siswi SD Negeri
157 yang telah banyak membantu dan mendukung penelitian ini.
5.
Kepada kedua orang tua,
saudara-saudaraku, teman-temanku, suami dan anak-anakku yang telah memberikan
motivasi dalam pembuatan Laporan PKP
ini.
6.
Semua pihak yang telah membantu
kelancaran penulisan Laporan PKP ini.
Akhir
kata penulis berharap semoga Laporan PKP ini dapat menyumbangkan sedikit
manfaat bagi kita semua.
Palembang, Mei 2015
Penulis
LENY AMBERWATI
Daftar Isi
Halam Judul..................................................................................................... i
Lembar
Pengesahan........................................................................................ ii
Lembaran
Pernyataan Bebas Palgiat............................................................. iii
Kata Pengantar.............................................................................................. iv
Daftar Isi........................................................................................................ v
Daftar Tabel................................................................................................... vi
Daftar Gambar.............................................................................................. vii
Daftar Lampiran.......................................................................................... viii
Abstrak.......................................................................................................... ix
I. Pendahuluan...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
1. Identifikasi Masalah.............................................................. 2
2. Analisa Masalah..................................................................... 3
3. Alternatif dan Pemecahan Masalah....................................... 3
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan masalah.............................. 3
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran................................ 3
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pemebelajaran............................ 3
II. Kajian Pustaka.................................................................................... 5
A. Pengertian Pembelajaraan.......................................................... 5
B. Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Matematika SD................ 5
C. Pengertian Belajar Matematika.................................................. 6
D. Metode Pecahan........................................................................ 7
E. Metode Diskusi......................................................................... 7
F. Kegunaan Metode Diskusi........................................................ 8
G. Penerapan dalam Perbaikan....................................................... 9
H. Peningkatan-peningkatan Siswa................................................ 9
I. Pengertian Hasil Belajar.......................................................... 10
1. Ranah Kognitif.................................................................... 12
2. Ranah Psikomotorik............................................................. 13
3. Ranah Afektif...................................................................... 13
III. Pelaksanaan Penelitian Perbaikan
Pembelajaran.............................. 15
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak
yang Membantu.... 15
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajar.................................... 16
C. Teknik Analisis Data................................................................ 21
IV. Hasil Penelitian dan Pembahsan...................................................... 23
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan
Pembelajaran................. 23
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan
Pembelajaran............ 27
V. Simpulan dan Saran serta Tindak Lanjut.......................................... 29
A. Simpulan.................................................................................. 29
B.
Saran Tindak Lanjut................................................................ 29
Daftar Pustaka
LAMPIRAN
Daftar Tabel
Tabel
3.1 : Jadwal Penelitian Perbaikan
Pembelajaran............................ 15
Tabel 3.2 : Kriteria Hasil Belajar............................................................. 21
Tabel
4.1 : Hasil Belajar Siswa Prasiklus................................................. 22
Tabel
4.2 : Nilai Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus...................................... 24
Tabel
4.3 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa........................................... 26
Daftar
Gambar
Diagram
4.1 : Hasil Belajar Siswa Prasiklus................................................ 22
Diagram 4.2 : Hasil Belajar Siswa
Siklus 1................................................. 23
Diagram 4.3 : Hasil Belajar Siswa Siklus
2................................................. 23
Diagram
4.4 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa.......................................... 26
Daftar Lampiran
Lampiran
1 : Kesediaan Supervisor 2 sebagian Pembimbing PKP
Lampiran
2 : Perencanaan PTK
(fakta/ data pembelajaran yang terjadi di kelas,
identifikasi
masalah analisa masalah alternatif
pemecahan,
rumusan masalah).
Lampiran 3 :
RPP Prasiklus, nilai siswa
Lampiran 4 : RPP Pebaikan siklus I
Lampiran
5 : Lembar Observasi Siklus 1
Lampiran
6 : Nilai Siswa siklus I
Lampiran 7 : Hasil Test siswa
yang terbaik dan terburuk siklus I
Lampiran 8 : Foto kegiatan pebaikan siswa pembelajaran siklus I
Lampiran
9 : APKG 1 dari penilai
1, APKG 2 dari penilai 1, APKG I dari
penilai 2, APKG 2 dari penilai 2
Lampiran
10 : RPP pebaikan siklus II
Lampiran
11 : Lembar Observasi siklus II
Lampiran
12 : Nilai siswa siklus II
Lampiran 13 : Hasil tes siswa yang
terbaik dan yang terburuk sisklus II
Lampiran 14 : Foto kegiatan
perbaikan siklus II
Lampiran 15 : APKG 1 dari penilai
1, APKG 2 dari penilai 1, APKG I dari
penilai 2, APKG 2 dari penilai 2
Lampiran 16 : Jurnal Pembimbingan
siklus I
Lampiran 17 : Jurnal Pembimbingan
siklus II
ABSTRAK
Leny
Amberwati
Nim:
825015613
Email:
leny.amberwati@gmail.com
Laporan PKP ini berjudul: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA MENGENAI PECAHAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL DI KELAS VC SDN 157 PALEMBANG.
Penelitian tindakan
kelas secara umum bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran untuk peserta
didik kelas SDN 157 Palembang secara khusus bertujuan untuk : (1)
Mendeskripsikan aktivitas peserta didik; (2) Mendeskripsikan pembelajaran oleh
guru; dan (3) Mengetahui hasil belajar peserta didik yang mengacu pada metode
diskusi kelompok kecil kelas VC SDN 157 Palembang semester genap tahun
pelajaran 2014/2015 untuk materi pemecahan masalah sehari-hari yang berhubungan
dengan pecahan. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar
peserta didik kelas VC SDN 157 Palembang semester genap tahun pelajaran
2014/2015 pada materi pemecahan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan
pecahan mengalami peningkatan setelah menggunakan Metode Diskusi Kelompok
Kecil.
Latar belakang kegagalan dalam belajar sering dihadapi siswa yang
tidak memiliki dorongan belajar. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya
dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran
yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk
menemukan konsep Matematika.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini
adalah: Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok kecil
dapat meningkatkan hasil belajar matematika mengenai pecahan siswa kelas V SD
Negeri 157 Palembang.
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah: Bagaimanakah upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada
pelajaran Matematika mengenai pecahan di kelas VC SD Negeri 157 Palembang.
Pelaksanaan Penelitian ini menggunakan penelitian
tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari
empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi . Sasaran
penelitian ini adalah siswa kelas V
SDN 157 Palembang.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa Hasil evaluasi
belajar menunjukkan adanya peningkatan. Dengan demikian pelaksanaan
pembelajaran matematika pada pelajaran pecahan ini dapat dikatakan berhasil
karena ada banyak siswa yang memperoleh nilai baik
Kesimpulan
penelitian adalah metode diskusi kelompok kecil dapat meningkatkan aktifitas
guru dan siswa serta meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VC SD Negeri 157
Palembang.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Diskusi Kelompok Kecil.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, menyebabkan negara membutuhkan sumber daya manusia yang terampil dan cerdas untuk bisa bersaing dengan
dunia luar. Sebagai seorang
guru, kita berkewajiban
menguasai materi pembelajaran, maupun menyampaikan
materi dengan benar dan disenangi oleh siswa. Semua yang dilakukan guru
bertujuan untuk menghasilkan
generasi yang cerdas, pandai dan meningkatkan kualitas hasil belajar siswanya.
Pembelajaran dinyatakan
berhasil apabila siswa menguasai mata pembelajaran, tingkat penguasaan terhadap
materi biasanya dinyatakan dengan nilai. Ini terbukti pada tugas pertama mata
pelajaran Matematika, nilainya relative rendah hanya ada 16 siswa kelas VC SD Negeri
157 Palembang, yang mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 60% keatas dari
37 siswa.
Untuk
meningkatkan penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran,
penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran. Laporan ini disusun berdasarkan
penelitian yang dibuat ketika merancang kegiatan perbaikan pembelajaran.
Laporan ini juga berdasarkan observasi dan diskusi. Dari hasil analisis
pertemuan pertama, ternyata hanya ada 16 (43%) siswa dari 37 siswa yang mencapai nilai 6 keatas. Rendahnya nilai
ini juga terlihat dari aktivitas siswa yang cenderung tidak berminat dalam
proses pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung masih ada siswa yang pasif
dalam mengikuti pelajaran, tidak berani bertanya dan menjawab. Berdasarkan hal tersebut penelitian
meminta bantuan teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan yang terjadi
dikelas yang diteliti.
Dari diskusi diperoleh
beberapa masalah, yaitu: siswa pasif dalam pembelajaran, siswa tidak
bertanya dan menjawab, siswa tidak dapat mengerjakan tugas dan tingkat penguasaan
materi rendah.
Setelah melakukan diskusi dengan supervisor dan teman sejawat,
diketahui bahwa faktor penyebab
rendahnya nilai tugas matematika siswa adalah materi yang dirasakan sulit oleh siswa, contoh yang diberikan guru kurang
dipahami siswa dan penggunaan metode belum melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa secara
optimal.
Berdasarkan
uraian di atas penulis termotivasi memilih judul upaya meningkatkan hasil
belajar siswa pada pelajaran Matematika mengenai pecahan dengan menggunakan
metode diskusi kelompok kecil di kelas VC SD Negeri 157 Palembang.
1.
Identifikasi Masalah
Hasil pengamatan
penulis pelajaran Matematika masih dianggap sulit oleh para siswa dikarenakan
metode pembelajaran yang monoton dan belum melibatkan aktivitas fisik dan
mental siswa secara optimal. Berdasarkan hal-hal tersebut yang menjadi focus
perbaikan pembelajaran Matematika adalah “ Bagaimana upaya meningkatkan hasil
belajar belajar siswa pada pelajaran Matematika mengenai pecahan melalui Metode
diskusi di kelas VC SD Negeri 157 Palembang?’
Upaya perbaikan
pembelajaran akan dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
berlangsung dalam 2 siklus, meliputi :
a.
Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Observasi
d.
Refleksi
Selanjutnya
sesuai dengan fokus masalah yang dihadapi yaitu rendahnya hasil diskusi
terhadap penggunaan metode dalam proses pembelajaran seperti diskusi kelompok
kecil, maka kegiatan yang menjadi perhatian dalam perbaikan pembelajaran
Matematika adalah penggunaan metode diskusi kelompok kecil dalam pembelajaran.
Selanjutnya rencana tindakan pada setiap siklus disusun dalam bentuk Rencana
Pembelajaran (RPP)
2.
Analisa Masalah
Setelah
menganalisa masalah diperoleh kemungkinan penyebab masalah hal tersebut adalah
:
a.
Guru
hanya menggunakan metode ceramah
b. Tidak
ada Tanya jawab diawal kegiatan
c. Siswa
tidak aktif dalam pembelajaran
3.
Alternatif dan prioritas pemecahan
masalah
Setelah
menganalisa masalah yang terjadi didapat pemecahan masalah sebagai berikut:
a. Menerapkan metode diskusi untuk melibatkan aktivitas fisik dan
mental siswa secara optimal.
B.
Rumusan Masalah dan Pemecahannya
Berdasarkan
identifikasi masalah diatas melalui diskusi dengan teman sejawat dan
supervisior dinyatakan bahwa rumusan masalah adalah, bagaimana upaya
meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika mengenai pecahan
dengan menggunakan metode diskusi kelompok kecil di kelas VC SD Negeri 157 Palembang?
C.
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan cara belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan metode diskusi kelompok kecil dalam
materi pembelajaran Matematika mengenai pecahan di kelas VC SD Negeri 157 Palembang.
D.
Manfaat Penelitian Perbaikan
Pembelajaran
Apabila tujuan
ini tercapai maka hasil penelitian kelas ini diharapkan memberikan manfaat.
1. Bagi Siswa
Dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
2. Bagi Guru
Penelitian ini
menjadi salah satu variasi pemilihan metode dalam pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Sekolah
mendapatkan masukan mengenai penggunaan metode diskusi
kelompok kecil dalam pembelajaran Matematika, sehingga dapat
meningkatkan kualitas dalam pembelajaran Matematika.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran adalah “membelajarkan
siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu
utama keberhasilan pendidikan”. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua
arah. Mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar oleh
peserta didik, menurut Syaiful Sagala (61:2009)
Menurut
Oemar Hamalik (2006:68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan
dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran”. Dari
teori – teori yang dikemukakan banyak ahli tentang pembelajaran , Oemar Hamalik
mengemukakan 3 (tiga)rumusan yang dianggap lebih maju, yaitu:
- Pembelajaran adalah upaya
mengorganisasikan lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi
peserta didik.
- Pembelajaran adalah upaya
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik
- Pembelajaran adalah suatu
proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari
Pasal
1 Undang –undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional menyebutkan
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Jadi
pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada
suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.
.
B. Standar
Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SD dan MI
Standar
kompetensi mata pelajaran Matematika untuk SD dan MI berdasarkan kurikulum
2006, adalah sebagai berikut :
Kemampuan Matematika
yang dipilih dalam standar kompetensi ini dirancang sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan pendidikan matematika di
dunia sekarang ini. Untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-materi
matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi,
serta sifat esensial materi dan terpakainya dalam kehidupan sehari-hari secara
rinci, standar kompetensi tersebut, adalah sebagai berikut :
1. Bilangan
a.
Menggunakan bilangan
dalam pemecahan masalah.
- Menggunakan
operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.
- Menggunakan
konsep bilangan cacah dan pecahan dalam pemecahan masalah.
- Menentukan
sifat-sifat operasi hitung, faktor, kelipatan bilangan bulat dan pecahan
serta menggunakannnya dalam pemecahan masalah.
- Melakukan
operasi hitung bilangan bulat dan pemecahan, serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
2. Pengukuran dan Geometri
a.
Melakukan pengukuran,
mengenal bangun datar dan bangun ruang serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah sehari-hari.
- Melakukan
pengukuran, menemukan unsur bangun datar dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
- Melakukan
pengukuran keliling dan luas bangun datar dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
- Melakukan
pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun ruang, menentukan
kesimetrian bangun datar serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
- Mengenal
sistem koordinat pada bidang datar.
3. Pengolahan Data
Mengumpulkan, menyajikan dan menafsirkan
data.
C. Pengertian
Belajar Matematika
Menurut
Johnson dan Rising (Erman Suherman, 2003: 19) sebagai pola berpikir, pola
mengorganisasi, pembuktian yang logik, bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat representasinya dengan simbol
dan padat.
Matematika
menurut Erman Suherman (2003:253) adalah disiplin ilmu tentang tata cara
berfikir dan mengolah logika, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Menurut Johnson dan Myklebust yang dikutip olah Mulyono Abdurrahman (2002:252)
matematika adalah bahasa simbiolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah
untuk memudahkan berfikir.
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah
proses interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan pengembangan pola berfikir
dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh
guru dengan berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan
berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara
efektif dan efisien.
D. Metode Pecahan
Pecahan
melambangkan perbandingan bagian yang sama dari suatu benda terhadap
keseluruhan benda tersebut. Dengan kata lain suatu benda dibagi menjadi
beberapa bagian yang sama maka perbandingan setiap bagian tersebut dengan
kesluruhan bendanya menciptakan lambing dasar suatu pecahan. Pecahan juga melambangkan perbandingan
himpunan bagian yang sama dari suatu himpunan terhadap keseluruhan himpunan
semula. Dengan kata lain suatu himpunan dibagi atas himpunan bagian yang sama
maka perbandingan setiap himpunan bagian yang sama itu terhadap keseluruhan
himpunan semula akan menciptakan lambing dasar suatu pecahan.
E. Metode Diskusi
Teori Vygotsky berusaha mengembangkan
model konstruktivistik belajar mandiri dari Piaget menjadi belajar kelompok. Dalam
membangun sendiri pengetahuannya, peserta didik dapat memperoleh melalui
kegiatan keanekaragaman dengan guru sebagai fasilisator. Kegiatan itu berupa
diskusi kelompok kecil, diskusi kelas, mengerjakan tugas kelompok, tugas
Matematika. Peserta didik akan membangun pengetahuannya sendiri melalui
diskusi. Menurut pendapat Djauzak (1999, 16).
Diskusi adalah aktivitas dari kelompok
siswa, berbicara saling bertukar informasi maupun pendapat tentang sebuah topik
atau masalah, dalam rangka mencari jawaban penyelesaian dari segala segi dan
kemungkinan yang ada. Disamping penerapan metode diskusi, diperlukan teknik
untuk merangsang minat siswa Rooijakkers (1991) mengatakan bahwa motifasi yang
tinggi sangat mempengaruhi hasil belajara siswa. Apabila peserta didik tidak
memiliki motivasi belajar, maka guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar
siswanya.
Menurut Hasibuan (1985), diskusi adalah
suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara
verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah
tertentu melalui cara tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat atau
pemecahan masalah.
Metode diskusi adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran dimana guru member kesempatan kepada para siswa
(kelompok- kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative
pemecahan atas suatu masalah (Hasibuan 1985)
Metode diskusi adalah suatu cara
mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melauli pemecahan masalah, atau
analisis system produk teknologi yang pemecahanya sangat terbuka. Suatu diskusi
dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota
diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.
F. Kegunaan Metode Diskusi
Kegunaan dari metode diskusi diantaranya adalah:
1.
Untuk pemecahan masalah
2.
Untuk mengembangkan
sikap mengemukakan pendapat
3.
Untuk menyampaikan dan
membantu siswa menyadari adanya pandangan yang berbeda
4.
Untuk mengembangkan
keterampilan berkomunikasi
5.
Untuk mengembangkan
keterampilan kepemimpinan
6.
Mendorong berfikir
logis dan konstruktif
7.
Untuk mengembangkan
kepercayaan diri, kesadaran dan sikap yang tenang
8.
Membantu siswa
menyadari san mampu merumuskan berbagai masalah yang dilihat” baik dari
pengalaman sendiri maupun dari pelajaran di sekolah
9.
Membantu siswa belajar
menilai kemampuan dan peranan diri sendiriii maupun teman-temannya.
G. Penerapan dalam Perbaikan
1.
Memperlihatkan
gambar-gambar pecahan biasa,
2.
Memperlihatkan
gambar-gambar diskon atau potongan harga terhadap suatu barang yang ada di
pasar ) kepada siswa.
3.
Menggambar barang yang
harganya belum mendapatkan diskon atau potongan harga.
4.
Menggambar barang yang
harganya sudah mendapatkan potongan harga.
H.
Peningkatan-peningkatan
Siswa
1.
Setelah melihat media
gambar pada , siswa dapat mendemonstrasikan dengan benar sehingga dapat memberi pendapat kepada
teman-temannya.
2.
Setelah melaksanakan
diskusi kelompok siswa dapat menghargai pendapat teman-temannya.
3.
Setelah melaksanakan
diskusi kelompok siswa berani berbicara mengeluarkan pendapat.
I. Pengertian
Hasil Belajar
Hasil
berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang
besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berhasil terhadap kegiatan
belajar akan berusaha lebih keras dibandingakan siswa yang kurang berhasil.
Menurut
Slameto (2003:57), hasil adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan yang dihasili siswa, diperhatikan terus menerus
yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan
hasil adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh.
Menurut
Gordo (dalam Ramayulis, 2008:37-38), hasil adalah kecendrungan seseorang untuk
melakukan sesuatu. Hasil dalam definisi tersebut diartikan sebagai hasil untuk
mempelajari atau melakukan sesuatu. Hasil besar pengaruhnya terhadap aktivitas
belajar. Pada masa sekolah, hasil dapat ditimbulkan karena ada kemampuan untuk
mencapainya.
Menurut
Anitah W, dkk (2014:2.7), hasil belajar berkaitan dengan seberapa besar
individu merasa suka atau tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajari
siswa. Hasil inilah yang harus dimunculkan lebih awal dalam diri siswa.
Dari
beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil adalah kecenderungan
tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan
mengingat secara terus-menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu
kepuasan dalam mencaapai tujuan
Selaras dengan pernyataan di atas Bloom (dalam
Budiningsih, 2005:75) menekankan perhatiaannya pada apa yang mesti dikuasai
oleh individu. Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum kedalam tiga
kawasan yang terkenal dengan taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:
1. Domain kognitif, terdiri atas 6 tingkatan yaitu:
a. Pengetahuan (mengingat, menghafal)
b. Pemahaman (mengintepretasikan)
c. Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan
masalah)
d. Analisis (menjabarkan suatu konsep)
e. Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi
suatu konsep utuh)
f. Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide, metode, dsb)
2. Domain psikomotor, terdiri atas 5 tingkatan yaitu:
- Peniruan (menirukan gerak)
- Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan
gerak)
- Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
- Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)
3. Domain afektif, terdiri atas 5 tingkatan yaitu
a. Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
b. Merespon (aktif berpartisipasi)
c. Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada
nilai-nilai tertentu)
d. Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang
dipercayainya)
e. Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagian bagian dari
pola hidupnya)
Hasil belajar yang diukur pada pembelajaran yang
berlandaskan kurikulum 2006 meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Maka guru tidak hanya menilai siswa dari aspek intelektual tetapi kemampuan
sosial, sikap siswa selama proses belajar mengajar serta keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran juga dinilai oleh guru. Siswa yang telah mengalami
pembelajaran diharapkan memilki pengetahuan dan ketrampilan baru serta
perbaikan sikap sebagai hasil dari pembelajaran yang telah dialami siswa
tersebut. Pengukuran hasil belajar bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa dalam menyerap materi. Sebaiknya hasil belajar yang telah
dinilai oleh guru diberitahukan kepada siswa agar siswa mengetahui kemajuan
belajar yang telah dilakukannya serta kekurangan yang masih perlu diperbaiki.
Penilaian hasil belajar pada akhirnya sebagai bahan refleksi siswa mengenai
kegiatan belajarnya dan refleksi guru terhadap kemampuan mengajarnya serta
mengevaluasi pencapaian target kurikulum.
Benjamin
S. Bloom dalam Taxonomy of Education Objectives (Winkel,
1996:274) membagi hasil belajar kedalam tiga ranah:
1. Ranah
Kognitif
Ranah
kognitif (berkaitan dengan daya piker, pengetahuan, dan penalaran) berorientasi
pada kemampuan siswa dalam berfikir dan bernalar yang mencakup kemampuan siswa
dalam mengingat sampai memecahkan masalah, yang menuntut siswa untuk
menggabungkan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya.Ranah kognitif ini
berkenaan dengan prestasi belajar dan dibedakan dalam enam tahapan, yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analsisi, sintesis, dan evaluasi. Pada siswa
SD diutamakan pada ranah pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
Pengetahuan mencakup kemampuan mengingat tentang hal yang
telah dipejari, dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan
fakta, peristiwa, kaidah, prinsip, teori, dan rumus. Pengetahuan yang telah
tersimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan dalam bentuk
mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition).
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menyerap makna dan
arti dari bahan yang dipelajari. Kemampuan seseorang dalam memahami sesuatu
dapat dilihat dari kemampuaannya menyerap suatu materi, kemudian
mengkomunikasikannya dalam bentuk lainnya dengan kata-kata sendiri.
Penerapan mencakup kemampuan untuk menerapkan pengetahuan
yang telah diperoleh dalam kegiatan pembelajaran untuk menghadapi situasi baru
dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat penerapan ini dapat diukur dari kemampuan
menggunakan konsep, prinsip, teori, dan metode untuk menghadapi masalah-masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Ranah
Psikomotor
Ranah psikomotor berorientasi kepada ketrampilan fisik,
ketrampilan motorik, atau ketrampilan tangan yang berhubungan dengan anggota
tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Simpson
(dalam Winkel, 1996:278) menyatakan bahwa ranah psikomotor terdiri dari tujuh
jenis perilaku yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang
terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.
Sedangkan menurut Kibler, Barker, dan Miles (dalam
Dimyati dan Mudjiono, 1994:195-196) ranah psikomotor mempunyai taksonomi
berikut ini:
a.
Gerakan
tubuh yang mencolok, merupakan kemampuan gerakan tubuh yang menekankan kepada kekuatan,
kecepatan, dan ketepatan tubuh yang mencolok.
b.
Ketepatan
gerakan dikordinasikan, merupakan ketrampilan yang berhubungan dengan gerakan
mata, telinga, dan badan .
c.
Perangkat
komunikasi non verbal, merupakan kemampuan mengadakan komunikasi tanpa kata
d.
Kemampuan
berbicara, merupakan kemampuan yang berhubungan dengan komunikasi secara lisan
Untuk kemampuan berbicara, siswa harus mampu menunjukkan kemahirannya memilih
dan menggunakan kata atau kalimat sehingga informasi, ide, atau yang
dikomunikasikannya dapat diterima secara mudah oleh pendengarnya.
3. Ranah Afektif
senang yang memotivasi seseorang untuk memilih apa yang
disenangi) berorientasi pada Ranah afektif (berkaitan dengan
perasaan/kesadaran, seperti perasaan senang atau tidak kemampuan siswa dalam
belajar menghayati nilai objek-objek yang dihadapi melalui perasaan, baik objek
itu berupa orang, benda maupun peristiwa. Ciri lain terletak dalam belajar
mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar. Menurut Krochwall
Bloom (dalam Winkel 1996:276) ranah afektif terdiri dari penerimaan,
partisipasi, penilaian, dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola
hidup.Untuk ranah kognitif, guru menilai kemampuan kognitif siswa berdasarkan
hasil tes yang diberikan kepada siswa pada akhir pelaksanaan siklus 1 dan 2.
PELAKSANAAN PENELITIANPERBAIKAN
PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat dan
Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu
1.
Subyek penelitian
Subjek
Penelitian adalah siswa-siswi kelas V SDN SD Negeri 157 Palembang pada mata
pelajaran matematika materi pecahan
- Tempat
Penelitian
Tempat
penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk
memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN SD Negeri 157
Jalan K.H.A. Dahlan Bukit Kecil Palembang Kelas 5 tahun pelajaran 2014/2015
- Waktu
Penelitian
Waktu
penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini
dilangsungkan.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 5 Mei 2015 dan 12 Mei 2015
semester genap.
- Pihak
yang Membantu
Penelitian
Tindakan Kelas ini dibantu oleh teman sejawat yang senior dan memiliki sertifikat pendidik serta menguasai PTK,
sebagai penilai 1 dan penilai 2, serta Supervisor 2 yaitu Bapak Wanhar,S.Pd,SD,
Ibu Nur’aini,S.Pd.SD serta Ibu Kepala Sekolah SD Negeri 157 Palembang yaitu Ibu
Yusmiati,MM.
Adapun
karakteristik sifat siswa atau ciri khas yang ada pada siswa kelas VC SD Negeri
157 Palembang ternyata beraneka ragam, ada anak yang mudah memahami pelajaran
dan ada yang lambat memahami pelajaran.
Tabel
3.1
Jadwal Penelitian Perbaikan Pembelajaran
No
|
Siklus
|
Materi
|
Tanggal
|
1.
|
Sebelum perbaikan
|
Mengubah
Pecahan Biasa Menjadi Persen dengan
menggunakan Metode Ceramah
|
1 Mei 2015
|
2.
|
Siklus I
|
Melaksanakan Metode diskusi
kelompok kecil dimana siswa aktif mennyebutkan contoh-contoh
pecahan biasa, persen dalam kehidupan sehari-hari
|
05 Mei 2015
|
3.
|
Siklus II
|
Melaksanakan diskusi
kelompok kecil dimana siswa aktif memperagakan Media
gambar Pecahan Biasa Menjadi Persen dalam kehidupan sehari-hari
|
12 Mei 2015
|
B. Desain Prosedur
Perbaikan Pembelajaran
Prosedur
pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan melalui tindakan kelas yang
berlangsung 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan kegiatan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
1.
Pra Siklus
a. Refleksi
Dari analisa data
diketahui bahwa hasil belajar siswa belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)
Pelaksanaan
perbaikan dikatakan berhasil apabila setiap siswa telah mencapai Nilai minimal
6. Selanjutnya refleksi dilakukan dengan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan
yang terjadi selama Pra Siklus . kelemahan tersebut adalah :
1)
Guru kurang memberi
contoh
2)
Siswa masih pasif
3)
Metode pembelajaran
tidak melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa secara optimal.
2.
Siklus 1
a.
Perencanaan
Kegiatan yang
dilaksanakan pada tahap perencanaan antara lain adalah :
1)
Menyiapkan RPP
2)
Menyiapkan Media
3)
Lembar Kerja Siswa
4)
Format Pengamata
b.
Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan
pada tanggal 5 April 2015 dengan kompetensi dasar melakukan operasi hitung yang
melibatkan berbagai bentuk pecahan. Pembelajaran ini berlangsung selama 70
menit.
Pada kegiatan awal guru melakukan
apersepsi, mengkaitkan pelajaran yang
lalu dengan pelajaran yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti guru menjelaskan
Materi pelajaran operasi pecahan dengan model segiempat. Selanjutnya guru
membentuk kelompok setiap kelompok diberi lembar kerja siswa. Selesai
berdiskusi menyelesaikan soal yang ada di lembar kerja siswa, guru menugaskan
setiap kelompok untuk melaporkan hasilnya. Pada akhir pelajaran siswa diberi
soal Ujian. Selesai ujian soal diperiksa, ternyata hasilnya belum memuaskan.
Baru 29 siswa dari 37 siswa yang mendapat nilai 6 keatas.
c.
Pengamatan
Kegiatan guru mengajar,
diamati oleh teman sejawat. Hasil pengamatan terhadap Pelaksanaan Perbaikan
Pembelajaran dari siklus I adalah sebagai berikut
1)
Perilaku
Guru
No.
|
Perilaku
Guru yang diobservasi
|
Kemunculan
|
Ket
|
|
Ada
|
Tidak Ada
|
|||
1
|
Memberi petunjuk dan
penjelasan yang berkaitan dengan isi pelajaran
|
√
|
||
2
|
Menangani pernyataan
dan respon siswa
|
√
|
||
3
|
Menggunakan ekspresi
lisan, tulisan,
isyarat, dan gerak
badan
|
√
|
||
4
|
Memicu memelihara
keterlibatan siswa
|
√
|
||
5
|
Memantapkan pengusaan
materi
pembelajaran
|
√
|
||
6
|
Menunjukkan sikap
ramah, luwes,
terbuka penuh
pengertian dan sabar
kepada siswa.
|
√
|
||
7
|
Menunjukkan
kegairahan dalam
Mengajar
|
√
|
||
8
|
Mengembangkan
hubungan antar
pribadi yang sehat dan serasi
|
√
|
||
9
|
Membantu siswa
menyadari kelebihan
dan kekurangannya.
|
√
|
||
10
|
Membantu siswa
menumbuhkan
kepercayaan diri.
|
√
|
2). Aktivitas Siswa
No
|
Nilai Nilai
Nilai Nilai
|
Ket
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Siswa
aktif bertanya
|
√
|
||||
2
|
Siswa
mengerjakan tugas
|
√
|
||||
3
|
Siswa
termotifasi
|
√
|
||||
4
|
Siswa
mengerti dengan alat peraga yang digunakan
|
√
|
d.
Refleksi
Dari
analisa data diketahui bahwa hasil belajar siswa meningkat.
Pelaksanaan
perbaikan dikatakan berhasil apabila setiap siswa telah mencapai Nilai minimal
6. Selanjutnya refleksi dilakukan dengan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan
yang terjadi selama Siklus I, kelemahan tersebut adalah :
1)
Guru kurang memberi
contoh
2)
Masih ada siswa yang
pasif
3)
Pada waktu diskusi
tidak semua siswa aktif
3.
Siklus II
a.
Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah :
1)
Menyiapkan RPP
2)
Menyiapkan Media
3)
Lembar Kerja Siswa
4)
Format Perbaikan
b.
Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 12
April 2015, dengan kompetensi dasar melakukan operasi hitung yang melibatkan
berbagai bentuk pecahan. Pembelajaran ini berlangsung selama 80 menit . Pada
kegiatan awal guru melakukan apersepsi, mengkait pelajaran yang lalu dengan
pelajaran yang akan dipelajari. Pada kegiatan ini guru menjelaskan beberapa
contoh soal dengan Media model segiempat dan
lingkaran. Guru menambah contoh-contoh soal yang dibahas bersama-sama. Selanjutnya guru membentuk
kelompok, setiap kelompok diberi lembar kerja Siswa. Guru membimbing kelompok
yang mendapat kesulitan menyelesaikan soal , Selesai mengerjakan lembar kerja
siswa, guru menugaskan setiap kelompok untuk melaporkan hasil kelompoknya. Pada
akhir pelajaran siswa diberi soal ujian.
Selesai ujian,
pekerjaan siswa diperiksa ternyata hasil memuaskan, dari 37 Siswa yang mendapat
nilai 6 keatas ada 37 siswa.
c.
Pengamatan
Ketika guru mengajar, diamati oleh teman
sejawat. Hasil pengamatan terhadap Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dari
Siklus II adalah sebagai berikut :
1)
Perilaku Guru
No. No
|
Perilaku
Guru
|
Kemunculan
|
Ket
|
|
Ada
|
Tidak
Ada
|
|||
1
|
Memberi
petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran
|
√
|
||
2
|
Menangani
pertanyaan dan respon siswa
|
√
|
||
3
|
Menggunakan
ekspresi lisan, tulisan isyarat dan gerak badan
|
√
|
||
4
|
Memicu
dan memelihara ketertiban siswa
|
√
|
||
5
|
Memantapkan
penguasaan materi pembelajaran
|
√
|
||
6
|
Menunjukan
sikap ramah, luwes,terbuka penuh pengertian sabar kepada siswa
|
√
|
||
7
|
Menunjukan
Kegairahan dalam mengajar
|
√
|
||
8
|
Mengembangkan
hubungan antar pribadi yang sehat dan serasi
|
√
|
||
9
|
Membantu
siswa menyadari kelebihan dan kekurangannya
|
√
|
||
10
|
Membantu
siswa menumbuhkan kepercayaan diri
|
√
|
2)
Aktivitas Siswa
No
|
Aktivitas Siswa
|
Nilai
|
Nilai
|
Nilai
|
Nilai
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Siswa aktif bertanya
|
√
|
||||
2
|
Siswa mengerjakan Tugas
|
√
|
||||
3
|
Siswa termotifasi
|
√
|
||||
4
|
Siswa mengerti dengan alat peraga
yang digunakan
|
√
|
d.
Refleksi
Dari analisis data diketahui bahwa hasil belajar siswa meningkat.
Pelaksanaan perbaikan berhasil karena setiap siswa sudah mencapai nilai minimal
6.
C. Teknik Analisis Data
Untuk
mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan
analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif,
yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta
sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi
belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk
mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah
proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan
evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Dan untuk
ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan
dan secara klasikal. Nilai siswa dikatakan tuntas belajar apabila mencapai skor
60% atau nilai 60, dan bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai
daya serap lebih dari sama dengan 60%. Untuk menghitung persentase ketuntasan
belajar digunakan rumus sebagai berikut:
|

Hasil penghitungan dari
masing-masing siklus kemudian dibandingkan, melalui perhitungan ini akan
diketahui persentase peningkatan prestasi siswa. Setelah diketahui hasil
persentase, hasilnya divisualisasi dalam bentuk table, grafik atau chart.
Untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa, maka penulis menentukan kriteria hasil belajar
siswa seperti dalam tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Hasil Belajar
Nilai
|
Nilai Huruf
|
Keterangan
|
> 80
|
A
|
Baik Sekali
|
70 – 79
|
B
|
Baik
|
60 – 69
|
C
|
Cukup
|
50 – 59
|
D
|
Kurang
|
49
|
E
|
Sangat Kurang
|
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Bagan
ini memuat data dan pengolahan data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi
terhadap aktivitas belajar siswa dan hasil evaluasi yang dilakukan dengan
proses pembelajaran matematika di SD Negeri 157 Palembang.
1. Hasil
Observasi
Hasil observasi yang
dilakukan guru terhadap hasil siswa selama perbaikan pembelajaran mulai prasiklus, siklus I dan siklus II
tersaji dalam tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1
Hasil Belajar siswa Prasiklus
No
|
Nilai Nilai
Nilai Nilai
|
Ket
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Siswa
aktif bertanya
|
√
|
25%
|
|||
2
|
Siswa
mengerjakan tugas
|
√
|
50%
|
|||
3
|
Siswa
termotifasi
|
√
|
25%
|
|||
4
|
![]() |
√
|
25%
|
Hasil Belajar
Siswa Prasiklus
Tabel 4.2
No
|
Indikator Hasil Belajar
|
Siklus I
|
Silklus II
|
||
Jumlah Siswa
|
%
|
Jumlah Siswa
|
%
|
||
1.
|
Siswa
aktif bertanya
|
34
|
91
|
36
|
96
|
2.
|
Siswa
mengerjakan tugas
|
31
|
83
|
37
|
100
|
3.
|
Siswa
termotifasi
|
35
|
98
|
35
|
98
|
4. 4
|
Siswa
mengerti dengan alat peraga yang digunakan
|
33
|
89
|
37
|
100
|
2. Hasil
Evaluasi
Evaluasi
selama perbaikan pembelajaran tersaji pada tabel 4.2 hasil tes siswa kelas V SD Negeri 157 Palembang pada 3 kali
pertemuan tentang Menggunakan Pecahan dalam pemecahan masalah. Berdasarkan hasil tes terlihat bahwa hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Matematika menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus
berikutnya. Keadaan sebelum perbaikan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
belajar atau memperoleh nilai ≥ 60
baru mencapai 16
orang ( 60% ). Kemudian meningkat
menjadi 29 orang (78%) pada siklus I dan
siklus II meningkat menjadi 37
orang (100%). Dengan demikian
pelaksanaan pembelajaran matematika ini dapat dikatakan berhasil karena ada
banyak siswa yang memperoleh nilai baik.
Tabel 4.2
Nilai Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II
NO
|
NAMA
SISWA
|
PRA
SIKLUS
|
SIKLUS I
|
SIKLUS II
|
KETUNTASAN
|
|
1
|
Marhama
|
69
|
75
|
80
|
TUNTAS
|
|
2
|
Miranti
Riski
|
65
|
75
|
80
|
TUNTAS
|
|
3
|
M.
Yunus
|
55
|
62
|
65
|
TUNTAS
|
|
4
|
Kms.Arif Perdana
|
67
|
70
|
70
|
TUNTAS
|
|
5
|
Miftah
Sarifah.P
|
59
|
59
|
67
|
TUNTAS
|
|
6
|
Maulidina
|
51
|
55
|
75
|
TUNTAS
|
|
7
|
M.Fadlan
H
|
58
|
80
|
80
|
TUNTAS
|
|
8
|
Putri
tri Utami
|
59
|
70
|
75
|
TUNTAS
|
|
9
|
Rini
Antika
|
55
|
70
|
84
|
TUNTAS
|
|
10
|
Ahmad
Zulfikri
|
63
|
65
|
65
|
TUNTAS
|
|
11
|
Akbar
Al Farisy
|
58
|
74
|
74
|
TUNTAS
|
|
12
|
Cici
Khoirotun
|
55
|
55
|
65
|
TUNTAS
|
|
13
|
M.Aziz
Tirta
|
56
|
57
|
63
|
TUNTAS
|
|
14
|
M.Zaki
Naufal
|
54
|
70
|
70
|
TUNTAS
|
|
15
|
M.Fajri
|
65
|
72
|
72
|
TUNTAS
|
|
16
|
M.Ramadhan
|
58
|
66
|
66
|
TUNTAS
|
|
17
|
M.Sali
s
|
57
|
70
|
80
|
TUNTAS
|
|
18
|
Msy.Khusnul
H
|
68
|
70
|
70
|
TUNTAS
|
|
19
|
Nur
Arifah
|
67
|
75
|
84
|
TUNTAS
|
|
20
|
Putra Yuda P
|
57
|
60
|
65
|
TUNTAS
|
|
21
|
M.Acil
Rahmat
|
58
|
59
|
61
|
TUNTAS
|
|
22
|
Rahmat
Ridho N
|
68
|
75
|
79
|
TUNTAS
|
|
23
|
Rini
Andriani R
|
64
|
66
|
66
|
TUNTAS
|
|
24
|
Rizki
Anugrah
|
58
|
70
|
79
|
TUNTAS
|
|
25
|
Saniah
Al Islamiah
|
59
|
70
|
70
|
TUNTAS
|
|
26
|
Siti
Umayanda sari
|
69
|
72
|
72
|
TUNTAS
|
|
27
|
Tasya
Adika
|
69
|
70
|
70
|
TUNTAS
|
|
28
|
A.hamid
Candra
|
64
|
80
|
88
|
TUNTAS
|
|
29
|
M.Rizki
|
64
|
70
|
70
|
TUNTAS
|
|
30
|
Osama
Shandy.A
|
71
|
75
|
75
|
TUNTAS
|
|
31
|
Kupik
Suprihani
|
57
|
58
|
61
|
TUNTAS
|
|
32
|
M.Aditya
|
62
|
70
|
75
|
TUNTAS
|
|
33
|
Syafa
Yolanda
|
67
|
66
|
70
|
TUNTAS
|
|
34
|
Febi
Lestari
|
57
|
72
|
72
|
TUNTAS
|
|
35
|
Irvan
Nur Akbar
|
56
|
57
|
61
|
TUNTAS
|
|
36
|
Sintia
|
59
|
84
|
84
|
TUNTAS
|
|
37
|
Thalia
Farnenda A
|
59
|
59
|
67
|
TUNTAS
|
|
JUMLAH
SISWA MENDAPAT NILAI ≥ 60
|
16
|
29
|
37
|
|||
PERSENTAGE
|
43%
|
78%
|
100%
|
|||
Tabel 4.3
Rekapitulasi Hasil
Belajar Siswa
NO
|
DATA
HASIL NILAI SISWA
|
PRA
SIKLUS
|
SIKLUS I
|
SIKLUS II
|
1.
|
JUMLAH
SISWA MENDAPAT NILAI ≥ 60
|
16
|
29
|
37
|
2.
|
PERSENTAGE
|
43%
|
78%
|
100%
|

Diagram 4.2
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
B.
Pembahasan
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Refleksi
I
Berdasarkan hasil
analisis dan data tes siklus I terlihat bahwa jumlah siswa yang memperoleh
nilai ≥ 60 hanya 16 orang (43%) dalam pembelajaran.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar Matematika
siswa masih jauh dari yang diharapkan guru.
Dari hasil observasi
dan diskusi dengan teman sejawat dan supervisor diperoleh bahwa guru hanya menggunakan penjelasan
materi abstrak metode ceramah saja tanpa
melibatkan aktivitas fisik maupun mental siswa,
maka pada siklus 1, peneliti melaksanakan proses
pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode diskusi kelompok kecil,
Metode ini bertujuan agar siswa menjadi lebih aktif, termotivasi, dan bisa
mengerjakan tugas dengan baik. Hal ini terbukti dari pengamatan hasil belajar
siswa pada siklus 1 yang mengalami peningkatan, jumlah siswa yang memperoleh
nilai ≥ 60 ada 29 orang (78%) tetapi belum seluruh siswa nilainya ≥ 60, hal ini
disebabkan media gambar yang digunakan guru belum terlalu banyak dan
kurang menarik. Sehubungan dengan itu diadakan upaya perbaikan pembelajaran
pada siklus II, dengan fokus pada penggunaan media gambar lebih banyak dan menarik untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
Berdasarkan analisis
pada siklus II terlihat bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 mencapai 37orang(100%) siswa. Jadi, dengan
diadakannya tindakan ini siswa sudah terlihat aktif dalam pembelajaran. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar maupun aktivitas belajar siswa
bila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I.
Berdasarkan hasil-hasil
yang diperoleh pada siklus I dan II terlihat bahwa fokus pembelajaran adalah
peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi pecahan di kelas V SD Negeri 157 Palembang dapat tercapai.
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
Berdasrkan hasil
perbaikan pembelajaran ynag dilakukan melalui PTK dapat disimpulkan bahwa
penggunaan Metode Diskusi Kecil dalam
pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil-hasil yang diperoleh siswa selama perbaikkan
pembelajaran yaitu :
1.
Terjadi peningkatan
hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil-hasil belajar sebelumnya.
Terlihat persentase siswa yang Siswa
aktif bertanya,
mengerjakan tugas,
termotifasi,
mengerti dengan alat peraga yang digunakan
dalam
siklus I dan II mengalami kenaikan. Pada siklus I siswa yang Siswa aktif bertanya
hanya 34 orang (91%), mengerjakan tugas
hanya 31 orang (83%), termotifasi
35 orang (98%) dan mengerti dengan alat
peraga yang digunakan 33 (89%). Kemudian pada
siklus II Siswa
aktif bertanya menjadi 36 orang (96%), mengerjakan tugas
menjadi 37 (100%), termotifasi
35 orang (98%) dan mengerti dengan alat
peraga yang digunakan 37 (100%). Hal ini berarti
hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika mengalami peningkatan.
2.
Hasil evaluasi belajar
menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus berikutnya. Keadaan
sebelum perbaikan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau memperoleh
nilai ≤ 60 baru mencapai 16 orang ( 43% ). Kemudian meningkat
menjadi 29 orang (78%) pada siklus I dan
siklus II meningkat menjadi 37
orang (100%). Dengan demikian
pelaksanaan pembelajaran matematika pada pelajaran pecahan ini dapat dikatakan
berhasil karena ada banyak siswa yang memperoleh nilai baik.
B.
Saran
Tindak Lanjut
Setelah dilakukan
penelitian, penulis merasa perlu memberikan beberapa saran, yaitu:
1.
Terhadap Guru
Agar aktivitas dan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika meningkat maka:
a.
Guru perlu menggunakan metode diskusi kelompok kecil untuk meningkatkan aktivitas fisik
maupun mental anak.
b.
Guru perlu menggunakan
alat peraga untuk pembelajaran matematika.
c.
Guru perlu menghadirkan
alat peraga yang menarik
d.
Guru perlu melakukan
penelitian tindakan kelas.
e.
Guru perlu menggunakan metode yang
bervariasi.
2.
Terhadap Sekolah
Agar hasil perbaikan pembelajaran
ini bermanfaat bagi sekolah, maka sekolah perlu memfasilitasi adanya forum
diskusi antara sesama guru untuk mengatasi permasalahan yang ada pada siswa
pada saat pembelajaran melalui diskusi ini diharapkan dapat memperoleh
masukan-masukan yang berharga dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
3.
Bagi Siswa
Siswa meningkatkan kemampuan
belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.